Rapat Koordinasi Peternak Mandiri se-Jawa, Ketua GOPAN : Target Kita Stop Integrator

Nusantara, Sosbud116 views

Jakarta – koranprogresif.co.id – Herry Dermawan, Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) menjelaskan di dunia perunggasan (ternak ayam) selama tiga (3) tahun ini terpuruk semenjak tahun 2019 hingga saat ini. Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/09).

“Ibarat, jika ada siaran masjid situasi saat ini ‘mumi’ nya saja. Saya ingin peternak mandiri, dan membuat kesepakatan. Kemudian meminta stop budidaya Integrator,” ungkapnya saat memberikan keterangan di hadapan wartawan media cetak, elektronik, online usai sesi ‘Rapat Koordinasi Peternak Mandiri se – Jawa’, Bogor.

“Target kita, stop integrator. Sebab, dahulunya integrator sendiri belum ada. Sementara untuk saat ini integrator menambah terus,” jelasnya.

Sebelumnya, Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Perhimpunan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia bersama perwakilan peternak lainnya diundang bertemu arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Rabu (15/9) di Istana Negara, Jakarta.

Menurut cerita Herry, sebanyak 15 orang perwakilan. Tak pelak, acara dimulai dan didampingi Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.”Langsung, Joko Widodo dalam sambutan awalnya berterimakasih. Dia baru tahu, dimana jagung Rp 6.200 , kemudian pak Suroto ditanya maunya bagaimana ? Harganya hanya 4.500 rupiah,” Herry pun melanjutkan ceritanya.

“Lalu Pak Joko Widodo nanya ke Mendag dan Harga ke Petani, berapa ? Lalu, Minggu ini harga jadi 4.500 dan selesai,” ucapnya.

Di samping itu, Herry menyampaikan rekannya perwakilan peternak. Sebutlah, bapak Sukarman, usulkan agar ada pabrik tepung telor. Kemudian Mentan Syahrul, sambut dalam dua (2) bulan selesai.

Berdasarkan catatan Gopan per September ini, harga DOC atau anak ayam berada di antara Rp6,500 hingga Rp7000 per ekor. Pakan berada di kisaran Rp7.950 sampai dengan Rp8.100. Sementara biaya pokok peternak di kisaran Rp19.000 sampai dengan Rp19.500. Harga jual dua pekan terakhir di posisi Rp16.500 sampai dengan Rp18.000.

Pihak peternak mengajukan dan meminta supaya ada cadangan jagung nasional. “Sementara, saya usulkan, pak Presiden bikin tim investigasi,” ujar Herry.

Menurut Herry, rekan rekannya kalau peternak telur sudah dibantu jagung, saya apresiasi. Sementara, dirinya selaku peternak broiler butuh pakan jadi. “Lantaran peternak broiler mengalami kerugian, pertama over produksi, kedua HBP terlalu tinggi,” ujarnya.

Tengok saja, Harga Biaya Produksi (HBP), harga 60 hingga 65 persen. Karena harga DOC tadi nampak tinggi. Untuk pakan, seperti, bungkil kedelai, tahun lalu 5.000 kini 8.000. sementara Jagung, harga 6000 hingga 6500

Herry ucapkan banyak terima kasih pada Pemerintah, menurunkan Bansos termasuk BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) setiap kk sebesar 300 ribu rupiah. Saya sudah coba di Ciamis, salah satu kecamatan dimana mencoba memasukan ayam beku. Dan respon masyarakat luar biasa.

Di lokasi dan waktu yang sama, Bapak Singgih Januratmoko, Ketum PINSAR Indonesia menyampaikan aspirasi para peternak dan gabungan GOPAN dan PINSAR Indonesia, yakni sebagai berikut ini, bahwa Pemasaran hasil ayam broiler masih sering bermasalah, terutama yang dialami peternak mandiri Kecil.

Hal ini menurutnya lantaran, bersaing pada pasar tradisional dengan produksi dari perusahaan konglomerasi, oleh karena itu perlu adanya segmentasi produk ayam broiler. Perusahaan konglomerasi tidak boleh menjual ayam hidup, karena menjual ayam hidup merupakan segmen pasar peternak rakyat mandiri kecil.

“Peternak rakyat mandiri sering dihadapkan tingginya harga pakan dan Day Old Chick (DOC)/anak ayar
umur sehari, hal tersebut dipicu oleh tingginya harga jagung, dimana jagung merupakan komposisi terbesar dari pakan ayam 50%, sehingga kami memohon diupayakan jagung dengan harga yang wajar dan persediaan yang cukup,” ujarnya

Seperti kondisi saat ini harga jagung yang mahal maka kami meminta pemerintah untuk melakukan lmport jagung untuk peternak mandiri lewat BUMN Pangan atau Koperasi.

“Kami usulkan pemerintah untuk mempunyai cadangan jagung sebanyak 500.000 ton yang dilakukan oleh BUMN Pangan,” jelasnya.

Selain itu, dengan ditetapkannya Harga Eceran Tertinggi (HET) Day OId Chick ( DOC)/anak ayam umur sehari dan Pakan, atau harga DOC disesuaikan dengan harga ayam hidup yaitu sebesar 25% dari harga ayam hidup, dan revisi harga acuan ayam hidup pada Permendag No. 07 tahun 2020

Sementara, apabila terjadi harga jual ayam hidup terendah ditingkat peternak mandiri memohon BUMN Pangan ikut berperan menyerap ayam ayam peternak mandiri dengan ketentuan harga wajar dan menjadi cadangan pangan.

Diharapkan, ayam dimasukan ke program bantuan bantuan sosial dari tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten.

“Kerataan kepemilikan indukan ayam (Grand Parent Stock ) selanjutnya disebut dengan GPS ini dikuasai oleh 2 dua ) perusahaan yang mendapat kuota 65 %. Jadi kami memohon dapat mendapatkan GPS tersebut,” jelasnya.

“Dengan komposisi setiap perusahaan atau peternak mendapatkan kuota didistribusikan secara merata dan berkeadilan, hingga peternak mandiri yang naik kelas maksimal tidak lebih dari 20%,” ujarnya.

Terkait dengan hal-hal tersebut diatas berharap perlindungan terhadap peternak rakyat mandiri kecil memohon diterbitkan PERPRES yang melindungi peternak mandiri.

“Fokus dimana teman teman peternak broiler itu menunggu sampai aturannya keluar setidaknya Kepres. Jadi untuk perlindungan teman teman Peternak,” paparnya.

“Supaya kondisi ini setiap saat dan setiap waktu dilaporkan kepada pemerintah (Bapak Presiden). Meminta dibentuk semacam team kecil ( team monitoring dan evaluasi) yang di dalamnya ada perwakilan peternak unggas rakyat mandiri,” pungkas Singgih menandaskan.

(Harry)

Berita Lainnya