oleh

Pelatihan Pengujian Kalibrasi Alat Kesehatan Pertama di Indonesia, Digelar di Jakarta

 

Jakarta – koranprogresif.co.id – Pelatihan pengujian kalibrasi alat kesehatan yang pertama di Indonesia diselenggarakan di Jakarta, Senin hingga Jum’at (13-17/9/2021) lusa.

Kegiatan pelatihan dibuka oleh Drs Suherman M.Kes, Kepala Badan Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang, secara virtual pada Senin pagi. Bapelkes Cikarang adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan yang memiliki tugas mengelola pelatihan SDM Kesehatan.

Setelah pembukaan oleh kepala Bapelkes Cikarang, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian teori kepada sebanyak 25 peserta pelatihan. Pemberian teori dilakukan selama dua hari, Senin dan Selasa.

Setelah itu, pada Rabu hingga Jum’at, dilangsungkan praktik bertempat di Hotel Danau Sunter, Jakarta Utara.

Ke-25 peserta datang dari berbagai provinsi, di samping akademisi (poltekes Jakarta 2 Hang Jebat), industri alat kesehatan, rumah sakit, dinas kesehatan, dan lainnya.

Pelatihan Pengujian Kalibrasi Alat Kesehatan ini diselenggarakan oleh LDP Elektromedik Solutions, Alfakes dan Ikatemi.

Diketahui, teknologi alat Kesehatan (alkes) saat ini sudah memiliki kemampuan dan kualitas yang sangat baik, sehingga berbagai macam permasalahan kesehatan dapat dideteksi menggunakan alat-alat kesehatan tersebut.

Namun, sebagus apa pun kualitas alat Kesehatan, bukan berarti alat itu selalu bekerja secara optimal. Perlu danya perawatan dan kalibrasi alat-alat kesehatan guna meningkatkan akurasinya.

Apa itu kalibrasi? Itu merupakan suatu proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat-alat kesehatan dengan cara membandingkan dengan standar atau tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan hasil pengukuran atau pemeriksaan yang dilakukan oleh alat tersebut akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya.

“Kalibrasi alat kesehatan sangat penting, apabila alat yang digunakan sudah tidak sesuai maka hasil nya pun menjadi tidak akurat. Di masa pandemi ini, kondisi alat-alat kesehatan harus selalu prima, akurat dan aman,” ungkap Mujiono Oetojo, Direktur PT Mitra Solusi Elektronik, Rabu pagi, (15 September 2021) di Hotel Danau Sunter, Jakarta Utara.

Mujiono Oetoyo yang didampingi Agus Komarudin, ST.Mt, mantan ketua umum Ikatemi (Ikatan Elektromedis Indonesia), menjelaskan, kalibrasi untuk alat-alat kesehatan wajib dilakukan secara berkala, agar hasil pemeriksaan selalu akurat dan tepat.

Di sisi lain, pelayanan kesehatan juga diharapkan semakin sempurna. “Ini pelatihan dan pengujian kalibrasi pertama yang disertai dengan uji kompetensi,” ujar Mujiono Oetoyo.

“Dengan meningkatnya kompetensi teknisi kalibrasi tentunya akan meningkatkan akurasi, kinerja dan masa pemakaian dari alat-alat kesehatannya,” tutur Mujiono Oetoyo, pakar pengujian dan kalibrasi alat-alat medis itu.

Pelatihan pengujian kalibrasi alat Kesehatan ini semakin penting di masa pandemi Covid-19.

Itu juga yang akan ditekankan oleh para pemateri yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing, yakni Dr. H. Hendrana Tjahjadi, S.T, M.Si, konsultan, penasehat sekaligus ketua Alfakes, Torang Pangusunan Batubara, Ir. Mars, MMR, yang juga ketua panitia, Hanafi, ST, MT, Achmad Abdillah, ST, Agus Komarudin, ST, MT, Dodi Giantara, ST, Sigit Trijananto, BE, ST, Seni Purnamaningsih, ST, dan Silvia Savirawati, BE, ST.

“Belum pernah ada pelatihan dengan tujuh materi penting atau inti, baik teori dan praktik. Ini satu-satunya pelatihan yang menggunakan kurikulum Siakpel PPSDM,” terang Mujiono Oetoyo.

Siakpel PPSDM adalah akronim dari sistem informasi akreditasi pelatihan Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

Tujuh materi inti yang akan diuji, adalah lampu operasi, timbangan bayi, thermometer klinik, sphygmomanometer, section pump, elektrostimulator, dan ultrasoundtherapy.

Dari keterangan Mujiono Oetoyo, ini adalah adalah pelatihan pertama yang mengeluarkan tiga sertifikat sekaligus. Pertama, dari Bapelkes Cikarang, yang memiliki nilai satu satuan kredit.

Lalu, dari PT. Mitra Solusi Elektromedik (MSI), yang mengeluarkan sertifikat dengan 10 SKP (satuan kredit profesi). Terakhir, sertifikat kompetensi dari PT. Medika Teknik Kontrindo.

Mujiono Oetoyo mengingatkan para peserta untuk senantiasa fokus pada praktik dan pengujian kalibrasi alkes ini.

Dia mewanti-wanti tingkat kesulitan saat praktik dan ujian selama tiga hari ke depan. “Bisa saja ada yang tidak lulus, bahkan tidak lulus semua,” katanya, khawatir.

Kendati misalnya tidak lulus, semua peserta tetap dapat sertifikat, hanya sertifikat kompetensinya tidak.

Kendati demikian, Mujiono Oetoyo juga meminta agar para peserta tidak langsung nervous.

Dia mengingatkan, masih adanya kesempatan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi tersebut dengan ikut serta pada kegiatan berikutnya.
“Kami sudah merencanakan untuk menggelar kegiatan ini dua bulan sekali, tempatnya tetap di Jabodetabek,” terangnya.

Dia sudah mengagendakan kegiatan berikutnya pada 8 November 2021 mendatang, dengan jumlah peserta maksimal 75 orang. “Yang pertama ini sebenarnya kita batasi sampai 20 peserta, tetapi yang mendaftar jauh lebih banyak,” jelasnya.

Dengan 75 peserta, mereka nantinya akan dibagi dalam tiga kelas. (Red).

Berita Lainnya