KH. Jujun Junaed: Belajar Agama, Harus Dengan Guru Langsung

Nusantara, Sosbud166 views

Garut – koranprogresif.co.id – Salah satu hal untuk menangkal paham radikalisme dan intoleransi, yakni dengan belajar mengaji harus bertemu langsung dengan gurunya, bukan melalui media sosial.

Menurut pimpinan Pondok Pesantren Al Jauhari, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat, KH. Jujun Junaedi bahwa, diantara contoh mereka yang berpaham radikal dan intoleran adalah mudah mengkafirkan orang lain.

“Dia merasa benar, sementara yang lain salah,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (12/4).

Saat ini, lanjut Jujun, cukup banyak masyarakat yang berpaham tersebut. Hal itu terjadi kepada mereka yang baru paham saru dua hadits melalui aplikasi media sosial, salah satunya Youtube.

“Sekarang kan banyak yang begitu, baru hafal satu dua hadits dari youtube, suka mendengar ustadz dari youtube (sudah) berani mengkafirkan. Kalau yang toleran kan minimal dikaji dulu, kenapa begini, begitu, tidak ujug-ujug kamu kafir,” ungkapnya saat disambangi AKP Bambang S dari Mabes Polri.

Belajar tentang agama yang benar, dijelaskan Jujun, seharusnya dilakukan secara Talaqqi, bertemu langsung dengan gurunya saat mengaji. “Anak-anak disini tidak ada yang radikal, karena di sini dididik dari awal gitu. Dari yang paling dasar sampai tingkat atas tentang agama Islam, dididik ini secara lengkap,” jelasnya.

Namun walau begitu, menurutnya, mereka yang sudah berpaham radikal dan intoleran harus didatangi dan disadarkan. Untuk proses tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus mengambil peran aktif dalam hal tersebut.

“Kalau tidak disadarkan ya ditindak. Untuk masyarakat, harus tetap tenang, ikuti ajaran yang bermanhaj, jangan ikut yang mengkafirkan orang, menyalahkan ajaran orang sementara dia sendiri tidak benar atau belum tentu benar. Untuk membedakan, pokoknya kalau sudah mengkafir-kafirkan orang, (mudah) menyalahkan orang berarti itu orang yang intoleran (dan radikal), seperti itu saja,” pungkasnya. (Red)

Berita Lainnya