Hari Pertama Duel di Matras Gulat Perebutkan Dua Medali Emas

Nusantara, Sosbud355 views

Merauke – koranprogresif.co.id – Persaingan perebutan 18 medali emas dari matras gulat PON XX Papua mulai dilangsungkan Jum’at (8/10/2021) sore di GOR Futsal KONI Merauke. Hari pertama, memperebutkan dua medali emas, dari duel di kategori gaya bebas putri kelas 50 dan 53kg.

Di kelas 50kg, provinsi peraih medali terbanyak kompetisi gulat PON XIX-2016, Jabar, mengandalkan Desi Rahayu yang akan berduel dengan Annisa Safitria dari Kaltim. Desi yang senior dinilai lebih  berpeluang dibanding lawannya yang lebih muda dan baru naik kelas ke 50kg itu.

Kompetitor lainnya di kelas 50kg gaya bebas putri ini adalah andalan DKI Jakarta Selfie Ajeng, Elvi Sisca (Sumbar), Shintia Eka Arfenda (Jatim), dan pegulat tuan rumah Dewi Sartika Nasution. Shintia Eka Arfenda adalah peraih medali perak kelas 48kg PON XIX-2016.

Di kelas 53kg, Dewi Ulfah dari Kaltim masih menjadi favorit kuat, walau ia harus turun kelas dari semula di 57kg, yang menghasilkan tiga medali emas dari tiga PON terdahulu. Dewi Ulfah adalah pegulat senior nasional yang juga menjadi andalan Indonesia di Asian Games XVIII-2018, Jakarta. Bagi Dewi Ulfah, ini penampilan terakhirnya di ajang nasional.

Maka, itu menjadi motivasi tersendiri untuk menutup kariernya sebagai pegulat dengan prestasi terbaik.

“Usai PON Papua ini saya memutuskan pensiun menjadi pegulat, saya akan melakukan program kehamilan karena sudah beberapa kali PON program tersebut tertunda,” kata Dewi Ulfah saat ditemui seusai berlatih di GOR Futsal KONI Merauke, Kamis siang.

Lima kompetitor lainnya di kelas 53kg gaya bebas putri ini adalah Eka Setiawati (Jabar), Siti Raudah (Kalsel), Chanda Marimar (Jatim), Hera Mayasari (Sumut), dan Meshke Y (Papua).

Penentuan ‘pairing’ atau lawan tanding di masing-masing kelas dilakukan melalui undian, seusai pertemuan teknik di Hotel Care Inn, Merauke, yang dipimpin Ketua Komisi Wasit PP PGSI, Andi Lala Sitorus, Technical Delegate Yahya Madjid, Kapolsek KP3 Merauke, Iptu Muhammad Lalang, serta Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PB PON XX Klaster Merauke, Kolonel Irfan Bahtiar, dan dr. Putu Dewi dari Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).

Drawing atau pengundian dilaksanakan sekaligus untuk 18 kelas yang dipertandingkan hingga 14 Oktober mendatang.

Untuk kelas dengan enam peserta, pertarungan digelar dengan sistem Nordic, sementara kelas dengan lima peserta dengan sistem round-robin.

Karena seluruh manajer tim dan pelatih dari 15 provinsi sudah memahami peraturan dari Persatuan Gulat Dunia (UWW) itu, penentuan ‘pairing’ berjalan mulus.

Ada 18 kelas yang dipertandingkan, terdiri atas enam kelas di kategori gaya bebas dan gaya grego putra, serta enam kelas di gaya bebas putri.

Enam kelas di gaya bebas putra, kelas hingga 57 kg, 65 kg, 74 kg, 86 kg, 97 kg dan 125 kg. Enam kelas di gaya grego, kelas 60 kg, 67 kg, 67 kg, 87 kg, 97 kg, dan 130 kg. Sedangkan enam kelas di gaya bebas putri, kelas hingga 50 kg, 53 kg, 57 kg, 63 kg, 68 kg dan 76 kg.

Ke-18 kelas dari tiga kategori ini melibatkan 105 pegulat dari 15 provinsi, termasuk Papua, yang mengikuti hampir semua kelas.

Pada pertemuan teknik, diputuskan dilakukannya tes usap antingen pada seluruh pegulat, yang sesuai aturan tiga jam sebelumnya. Jika hasil tes antingen dari Satgas Covid-19 positiv, akan dilakukan tes ulang oleh tim medis independen yang disediakan technical delegate (TD), yakni dr. Putu Dewi dari LADI. (Red).

Berita Lainnya